Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tensioner Sepeda Motor : Gejala-Gejala Kerusakan Pada Tensioner dan Perawatannya

Pengertoan Tensioner - Komponen ini merupakan bagian kecil pada rangkaian mesin yang berupa bearing yang berperan dalam mengatur ketegangan bagian rantai mesin atau timing chain. Keberadaan komponen ini sangat penting dikarenakan tensioner penunjang rantai keteng yang menerima putaran dari crankshaft mesin. Karena memiliki peran sebagai penunjang untuk putaran rantai keteng, maka tensioner perlu dirawat secara berkala karena fungsi dan keberadaannya sangat mempengaruhi kinerja mesin. Beriku ini merupakan penjelasan lebih dalam mengenai tensioner.


Pengertian Tensioner 

Tensioner merupakan komponen yang terdapat pada mesin yang banyak disebut sebagai salah satu komponen bebas perawatan, sehingga jarang sekali diperhatikan oleh pemilik. Dengan memiliki bentuk yang cukup kecil, akan tetapi peranannya bisa dibilang cukup penting karena masih berkaitan dengan putaran rantai keteng motor. 


Fungsi Tensioner 

Fungsi tensioner pada mesin adalah untuk menjaga ketegangan rantai keteng supaya tetap sesuai dengan yang di butuhkan oleh mesin. Apabila fungsi utama dari tensioner tidak bekerja dengan semestinya, maka dapat membuat suara mesin berisik. Jika kerusakan tersebut dibiarkan, lambat laun akan menimbulkan beberapa masalah yang serius pada mesin. Kerusakan yang dapat ditimbulkan seperti karena posisi gir noken as yang dapat berpindah dikarenakan rantai keteng kendor. Hal tersebut tentu saja dapat mengakibatkan piston dan klep berbenturan. 


Jenis–Jenis Tensioner 

Setelah mengetahui pengertian dan fungsi dari tensioner selanjutnya adalah jenis-jenisnya. Setidaknya terdapat 3 macam jenis tensioner yang digunakan saat ini, yaitu:

1. Tensioner Manual 

Pada tensioner manual proses pengaturan dalam kerjanya dapat di lakukan secara manual dengan cara melonggarkan mur pengunci terlebih dahulu. Kemudian dapat dilakukannya penyetelan sesuai dengan kebutuhan, sehingga mesin akan dapat mengeluarkan bunyi yang halus dan tidak berisik. 

2. Tensioner Semi Otomatis 

Pada tensioner jenis untuk melakukan pengaturannya, hanya perlu melonggarkan baut penahan dibagian batang penegang. Apabila batang penegang terdorong oleh pegas tensioner ke depan, kemudian rasakan suara mesin sudah halus, langkah terakhir adalah kencangkan kembali baut tersebut. 

3. Tensioner Otomatis 

Pada jenis tensioner ini sesuai namanya, dalam perawatan tidak perlu melakukan penyetelan tensioner dikarenakan pegas tensioner akan secara otomatis menekan batang pegas pada saat rantai keteng sudah mulai mengendor. 


Gejala-Gejala Kerusakan Tensioner

Sebagai bagian yang bekerja dalam putaran mesin yang terus menerus, maka dari itu pastinya tensioner juga dapat aus dan mengalami kerusakan. Hal ini tentu akan berdampak pada mesin, sehingga pengguna mobil perlu mengetahui beberapa dampak kerusakan dari tensioner. 

1. Suara Berisik 

Karena posisinya yang terletak di dalam mesin maka akan sulit dijangkau. Karena itu, sebenarnya tensioner yang kerjanya sesuai dengan mekanismenya tidak perlu dirawat. Walaupun demikian, pada perawatan secara berkala di bengkel, kondisi dari tensioner juga wajib dicek untuk mengetahui sudah aus atau rusak. 

Pengecekan dilakukan untuk mengetahui kondisinya, apakah pada penyetelan tensioner dilakukan sendiri atau di tempat servis sendiri dilihat dari terlalu kencang atau kendor tidak, apabila tidak sesuai standar dapat menimbulkan suara yang mengganggu pada mesin saat mobil distarter. Suara berisik yang terjadi pada mesin, juga dapat terjadi dikarenakan tensioner yang aus atau semakin lemah dalam menopang rantai keteng. Apabila hal itu terjadi, maka segera ganti tensioner agar tidak mengganggu komponen mesin yang lain. 

2. Timing Belt Aus 

Selain karena penyetelan yang terlalu kencang atau kendor. Hal lain yang dapat memicu kerusakan adalah timing belt yang telah aus. Hal ini terjadi karena penyetelan tensioner yang tidak sesuai dengan kondisi mesin. Keausan pada timing belt yang memicu kerusakan pada tensioner, memiliki ciri yang sama dengan masalah penyetelan kencang kendornya tensioner. Terdapat bunyi yang mengganggu dari engine. 


Perawatan Tensioner

Keausan pada tensioner juga biasa terjadi dikarenakan kurangnya pelumasan dari oli mesin. Seperti umumnya komponen mesin yang terbuat dari material logam, maka gesekan antar komponen akan menimbulkan suara mengganggu hingga dapat menimbulkan kerusakan. Sehingga pelumasan harus terjaga dengan memberikan asupan oli yang cukup.

Hal paling mudah dan dapat dilakukan untuk mencegah masalah apabila terjadi adalah dengan rutin melakukan perawatan berkala pada komponen tensioner. Karena itu, penyetelan tensioner hingga penggantian pelumas mesin secara berkala sangat dibutuhkan agar menjaga dalam kinerja optimal dari seluruh komponen mesin termasuk tensioner dalam menopang putaran rantai keteng yang mengatur putaran mesin.


Diatas merupakan pembahasan kali ini mengenai tensioner pada mesin. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Posting Komentar untuk "Tensioner Sepeda Motor : Gejala-Gejala Kerusakan Pada Tensioner dan Perawatannya"